MAKNA, KEUTAMAAN DAN HIKMAH HIJRAH

A. Makana Hijrah
1. Makna Secara Bahasa
Hijrah secara bahasa berarti “tarku” (meninggalkan). “Hijrah ila syai” berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairi” (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu)

Dilandasi oleh hadits dari Bukhari dari ibnu Abbas r.a sesungguhnya Nabi saw ketika futuh Mekah, yang artinya :
” Tidak ada hijrah setelah futuh Mekah akan tetapi hijrah dengan jihad dan niat. Apabila kalian dituntut untuk pergi, pergilah kalian”.
Ada juga hadits lain yang secara selintas terlintas bertentangan yaitu hadits dari Muawiyah Sesungguhnya nabi saw bersabda yang artinya :
”Hijrah tidak pernah terputus hingga terputusnya tobat. Dan tobat tidak akan terputus hingga matahari terbit dari barat”
Kedua hadits ini sangat mungkin untuk dipahami secara bersama tanpa ada pertentangan. Yang dimaksud dengan sabda Nabi saw ” Tidak ada hijrah setelah futuh Mekah” yaitu hijrah dari Mekah ke Madinah. Sementara yang dimaksud dengan sabdanya ”Hijrah tidak pernah terputus” yaitu hijrahnya kaum muslimin dari daarul kufr menuju daarul Islam untuk menyelamatkan agama mereka. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat an-nisa’ 100 :
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

B. Hijrah Menurut Istilah
Hijrah menurut istilah berarti ”tarku maa nahallaahu ’anhu” (meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah swt).
Oleh karena itulah pengertian hijrah yang harus senantiasa ada dalam diri setiap muslim adalah pengertian hijrah Maknawi.
Adapun pengertian hijrah secara maknawi dapat disimpulkan :

1. Meninggalkan kejahilian menuju kepada nilai Islam
2. Meninggalkan kekafiran menuju iman kepada Allah swt
3. Meninggalkan kesyirikan menuju tauhid, mengesankan Allah
4. Meninggalkan kebatilan menuju yang hak, kebenaran Islam
5. Meninggalkan perbuatan maksiat menuju perbuatan ketaatan kepada Allah
6. Meninggalakan sesuatu yang haram menuju sesuatu yang halal
Meski demikian, dalam keadaan kondisi orang Islam berada dalam lingkungan yang mengaharuskannya melakukan hijrah fisik.
Konsideran dari hijrah fisik tersebut adalah :
1. Hijrah untuk keamanan bagi orang-orang yang lemah seperti hijrahnya kaum Muslimin
ke Habasyah.
2. Hijrah untuk mengungsi dan bersifat sementara
3. Hijrah karena panggilan Iman bagi seluruh kaum muslimin ke kota Madinah

. Eksistensi Hijrah Dalam Al Qur’an
Hijrah memiliki eksistensi yang sangat mulia dan posisi yang sangat besar di dalam Al Qur’an. Al Qur’an memerintahkan hijrah dengan lafaz yang bermacam-macam kalimat yang berbeda-beda dan dan susunan kata yang variatif.
Dari bentuk –bentuk ayat yang dikemukakan di dalam Al Qur’an menunjukan bahwa Al Qur’an memiliki perhatian yang sangat besar terhadap hijrah serta kedudukan yang mulia.

Eksistensi Hijrah dalam Al Qur’anul Karim
a. Komparasi dengan Ibadah-Ibadah Penting lainya
1. Sabar
Diantara ibadah yang disebutkan berdekatan dengan Hijrah adalah sabar
Firman Allah dalam Surat An-Nahl 110 :
Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Mengikuti Rasulullah

Untuk menunjukan perhatian yang besar terhadap hijrah dan keutamaan yang tinggi, Al Qur’an memberikan sifat kepada kaum Muhajirindan Anshor dengan orang-orang yang mengikuti Rasulullah. Allah berfirman di dalam At Taubah:117:
117. Sesungguhnya Allah Telah menerima Taubat nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, Kemudian Allah menerima Taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
Ar-Razi berkata, ”Sesungguhnya ketika Allah menyebut mereka bersama dengan Rasulullah (dalam satu ayat) menunjukan betapa mulianya kedudukan mereka di dalam agama ini

b. Menjadikanya Sunnah para Nabi dan sebagai sarana penetap Eksistensi orang –orang Mukmin di muka bumi

c. Hijrah sebagai Bentuk Penyelamatan Diri Menuju Allah swt

2. Tingkatan Hijrah dalam Iman
a. Kedekatan Hijrah dengan Iman dalam Al Qur’an
Firman Allah dalam Surat Al Baqarah 218 :
218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
b. Hijrah adalah Fitnah atau Ujian Keimanan
c. Hijrah Merupakan Petunjuk akan Hakikat Iman
d. Iman adalah Dakwah para Rasul dan Hijrah merupakan Sunnah Mereka

3. Ungkapan-Ungkapan Al Qur’an sebagai Motivasi untuk Berhijrah fii Sabilillah

a. Sanjungan yang Allah berikan kepada orang yang Berhijrah dengan sifat-sifat yang Terpuji
Di dalam Al Qur’an, Allah swt banyak sekali memuji kaum Muhajirin serta menyematkan mereka dengan sifat-sifat yang terpuji dan istimewa. Diantara sifat-sifat istimewa yang Allah berikan kepada para Muhajirin adalah sebagai berikut :

b. Janji Allah bagi orang-orang yang Berhijrah
1. Diberikan keluasan Rezeki di dunia
2. Dihapuskan amal buruk mereka dan diampuni kesalahan-kesalahan mereka
3. Ditinggikan kedudukan dan derajat mereka disisi Allah swt
4. Kemenangan yang besar

c. Ancaman bagi orang-orang yang Berhijrah
1. Tidak ada pelindung dan pertolongan bagi mereka
2. Buruknya tempat kembali mereka
1. Makna Hijrah secara Bahasa:
Kata al- Hijrah adalah lawan dari kata al-Washol (sampai/tersambung). Ha-ja-ra-hu, yah-ju-ru-hu, hij-ran, dan hij,ra,nan yang artinya memutuskannya, mereka berdua yah-ta-ji-ran atau ya-ta-ha-ja-ran yaitu saling meninggalkan. Bentuk isim-nya adalah al-hij-rah.
Sedangkan pengertian kata ha-ja-rah dalam Al Qur’an memiliki 4 makna yaitu :
a. Perkataan Keji/ celaan
Firman Allah dalam Surat al Mu’minun : 67
Dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji
terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.
b. Berpindah dari suatu negeri ke negeri lain mencari keselamatan agama sebagai
manifestasi taat kepada Allah swt.
Firman Allah dalam Surat An-Nisa’ : 100

sumber : http://kajianislammoderen.blogspot.co.id/2010/03/hikmah-hijrah-dalam-kehidupan-muslim.html  sudah di resume atau di ringkas

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Pengertian Gerak Melingkar BeraturanGerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada gambar disamping. Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian, benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan ketika lajunya tetap konstan (v1= v2= v).

Ciri-ciri gerak melingkar beraturan:

  1. Besar kelajuan linearnya tetap
  2. Besar kecepatan sudutnya tetap
  3. Besar percepatan sentripetalnya tetap
  4. Lintasannya berupa lingkaran

 

Besaran-Besaran Dalam Gerak Melingkar Beraturan

  1. Periode Dan Frekuensi Gerak Melingkar Beraturan

Sebuah partikel/benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Dengan memerhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah partikel yang telah melakukan satu putaran penuh akan kembali atau melewati posisi semula. Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi ( f ), yaitu jumlah putaran tiap satuan waktu atau jumlah putaran per sekon. Sementara itu, periode (T ) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran.

Hubungan antara periode (T ) dan frekuensi ( f ) adalah:

dengan:

T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)

Sebagai contoh, jika sebuah benda berputar dengan frekuensi 3 putaran/sekon, maka untuk melakukan satu putaran penuh, benda itu memerlukan waktu 1/3 sekon. Untuk benda yang berputar membentuk lingkaran dengan laju konstan ν, dapat kita tuliskan:

Hal ini disebabkan dalam satu putaran, benda tersebut menempuh satu keliling lingkaran (= 2 π R).

  1. Posisi Sudut (θ) Gerak Melingkar Beraturan

Gambar dibawah melukiskan sebuah titik P yang berputar terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap bidang gambar melalui titik O. Titik P bergerak dari A ke B dalam selang waktu t. Posisi titik P dapat dilihat dari besarnya sudut yang ditempuh, yaitu θ yang dibentuk oleh garis AB terhadap sumbu x yang melalui titik O. Posisi sudut θ diberi satuan radian (rad). Besar sudut satu putaran adalah 360° = 2 θ radian.

Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-jarinya R, diperoleh hubungan:

dengan:

θ = lintasan/posisi sudut (rad)
s = busur lintasan (m)
R = jari-jari (m)

  1. Kecepatan Sudut/Kecepatan Angular Gerak Melingkar Beraturan

Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sud ut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut yang ditempuh θ =2 π dan waktu tempuh t = T. Berarti, kecepatan sudut ( ω) pada gerak melingkar beraturan dapat dirumuskan:

dengan:

ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)

Besaran gerak lurus dan melingkar
Gerak lurus Gerak melingkar
Besaran Satuan (SI) Satuan (SI)
posisi m rad
kecepatan m/s rad/s
percepatan m/s2 rad/s2
s
m

Turunan dan integral

Seperti halnya kembarannya dalam gerak linier, besaran-besaran gerak melingkar pun memiliki hubungan satu sama lain melalui proses integrasi dan diferensiasi.

 

Hubungan antar besaran sudut dan tangensial

Antara besaran gerak linier dan melingkar terdapat suatu hubungan melalui khusus untuk komponen tangensial, yaitu

Perhatikan bahwa di sini digunakan yang didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh atau tali busur yang telah dilewati dalam suatu selang waktu dan bukan hanya posisi pada suatu saat, yaitu

untuk suatu selang waktu kecil atau sudut yang sempit.